RUU TNI: Apa yang bisa diekspektasikan?
Kalau dilihat dari kebanyakan orang memang vibesnya doomer, tapi mungkinkah ada dissenting opinion mengenai hal ini? Kayak isu soal pertamax dioplos yang sudah dijelaskan dengan sangat baik oleh Redditor di sini juga yang bekerja di sektor migas kalau Pertamax itu walaupun diplos dari bensin yang RON-nya lebih rendah, tetap aja RON nya 92, jadi ngga perlu sampai boikot Pertamina dengan alasan Pertamax isinya Pertalite, walaupun reasonable untuk boikot masalah KORUPSI-nya.
Apa yang bisa dipelajari di sini? Gua nangkepnya kalau majority opinion itu bisa salah, entah karena snowball effect banyaknya berita negatif yang bikin sentimen kita terhadap negara ini makin merosot ke inti bumi atau I don't know, a deeper expression of hopelessness, perhaps yang diproyeksikan ke Indonesia (basically lu ada perasaan hopeless di kehidupan sehari-hari entah itu karir, percintaan, dsb yang terus diproject ke Indonesia Gelap-lah, dll).
Jadi di sini, masih ada ruang kah untuk dissenting opinion misalnya dari Prof Mahfud yang bilang kalau kita masih aman dari Dwifungsi ABRI, atau dari diskusi di subreddit ini juga yang tadi gua baca kalau revisi pasalnya tetap membatasi militer kok, cuman yang karet dan perlu dipantau yang soal pertahanan siber.
Jadi gimana, gua bukannya melarang atau mengecam komodos di sini yang ingin jadi doomer. Gua sendiri juga doomer, tapi ada alasan ngga sih untuk "ngga sedoomer itu"? Istilahnya jadi doomer lite lah, ternyata memang reaksi masyarakat luas berlebihan (ya gua juga ngga bisa salahin mereka), tapi at least kalau kita tau ekspektasi paling realistis dari perubahan-perubahan ini dan ternyata ngga buruk-buruk amat, seengganya dampaknya positif toh buat mental health kita semua?